Senin, 29 Februari 2016

review Lazada

Dari kemarin sebenernya males nge-review web belanja daring ini. Parno sama pelayanannya. Tapi suara hati sering kali bilang "ini bisa jadi pelajaran buat orang lain biar ga ketipu kaya saya. Jadi wajib ditulis! "
Jadi ceritanya saya suka belanja online, pernah belanja di hijabenka.com dan zalora.co.id so far memuaskan.
Nah belum lama saya belanja di lazada, lihat item produknya murah-murah saya pikir ga ada salahnya pesen untuk adik, ponakan dan anak saya. Tiga-tiganya rencana saya kasih jam. Dengan nomer pemesanan berbeda karena nggak barengan milihnya.

Pesanan pertama yang rencananya untuk adik saya :

Nama produk :
Women Ceramic Pink Floral Print Band Wrist Watch 60BL024
Kondisi : mati total dan berkarat (seperti barang bekas)

Note : karena produk di kirim langsung dari supplier China jadi tidak bisa retur seperti tagline lazada 'garansi 30 hari'
Hanya memungkinkan pendebetan dalam
bentuk voucher ke akun saya seperti yang terjadi pada orderan ke dua


Pesanan ke 2 untuk keponakan

Nama produk :
LED Watch Jam Cobra Transformer - Putih
Kondisi : mati total
Note : pengembalian dana berupa voucher yang hanya menguntungkan penjual




Pesanan ke 3 untuk anak saya

Nama produk :
Onix Oplayer KW1501 - Smartwatch Kids Camera - Biru
Kondisi : batere lowbat

Note : untuk produk ini produsen gadget holic jakarta.
Harusnya saya mengecek dulu kredibilitas penjual sebelum membeli.
Produk yang cacat memaksa saya meretur dengan biaya kirim uang pribadi.
Kenapa bukan lazada? Karena untuk retur gratis kita harus memprint from retur terlebih dahulu (berbeda dengan zalora yang form returnya langsung ada di paket)



Lazada seperti tidak mempertimbangkan bahwa kebanyakan pembeli daring berbelanja melalui ponsel. Bukan laptop yang terhubung printer.

Setelah di retur, pihak gadget holic mengatakan sudah diperbaiki dan meminta dana pengiriman kembali. Total untuk retur saya mengeluarkan dana 60rb rupiah.
Tapi begitu barang datang, jam masih dalam kondisi sama. Lowbat seperti tidak di apa-apakan.

Belajar dari pengalaman itu saya tidak berniat lagi belanja di lazada.

Supplier yang tanpa seleksi, produk yang buruk, retur yang diganti voucher rasanya sudah cukup merugikan konsumen.

Dengan cara penjualan seperti beli kucing dalam karung, rasanya tak akan ada pembeli yang mampu bertahan lama.



1 komentar: