Selasa, 20 Mei 2014

Aku Selalu Ada Untukmu - Zettu (2014)

Chapter 1



             Mall ramai lalu lalang manusia yang hanya sekedar window shopping ataupun yang memang punya tujuan belanja. Bening tak sempat memperhatikan, Ia malah termangu di samping maket property yang di pamerkan di area lobby mall.
            Bagaimana ya caranya memaksa prospek agar mau membeli ?,“ Bening bertanya-tanya dalam hati, tak memperhatikan rekan-rekannya yang tengah sibuk.
            Ada yang membagikan brosur property, menjelaskan denah dan bahan baku bangunan pada prospek dan iseng membaca koran.
            “ Kenapa ya isi berita sekarang ini isinya ancam mengancam. KPK mengancam pelaku korupsi akan di bui, pelaku korupsi mengancam akan  menyeret pejabat tinggi, pejabat mengancam akan menuntut balik kalau itu terjadi. Konyol sekali !, jaman sekarang kok masih ada praktek seperti ini.“
            Telinga Bening tak sengaja mendengar gumaman seorang rekan yang baru saja melipat koran yang dibacanya.
            “ Praktek apa yang tadi Mas bicarakan ?,” Bening ingin memastikan apa yang di dengarnya.
            “ Biasa, praktek ancam mengancam,“ Rekan yang tadi membaca menjawab.
            Bening hendak membalikkan badan dan menyambar koran di tangan dua rekannya. Tapi seseorang menahan pergelangan tangannya.
            “Jingga,“ Bening kaget dengan kehadiran Jingga di mall tempat Developer-nya mengadakan pameran.
            “Ngapain lu di sini ?,” Bening terheran-heran.
            “Ya belanjalah. Ngabisin uang empat ratus ribu yang kita dapat semalam buat beli baju sama tabloid gossip ini, “ Jingga menunjukkan barang-barang yang ditentengnya
            Rekan-rekan kerja Bening melirik kaget, Bening yang ditatap jadi merasa rikuh. Buru-buru Ia  menarik lengan Jingga pergi.
            “Gila lu ya, ngomongin duit tip di area kerja gue. Lu lihat ga tadi tampang teman-teman gue langsung berubah ngeres waktu lu ngomong gitu,“ Bening melirik gemas.
            ​​Sorry deh. Gue traktir kopi deh buat nebus dosanya,“ Jingga merangkul bahu Bening masuk ke kedai kopi.
            “ Ingat lain kali jangan di ulang,“ Bening menjatuhkan tubuhnya di sofa empuk dan mengambil tabloid di tangan Jingga.
            “Tabloid gossip gini kok lu baca sih,“ Bening iseng membuka halamannya sementara Jingga memesan minuman pada Waiter.
            “Cappuccino mocca dua,“ sambil duduk Jingga menyebutkan pesanannya.
            “ Penasaran saja baca gossip artis top yang foto-foto toplesnya mau di beberkan mantan suaminya kalau nggak mau bagi dua harta gono gini.“
            Bening membaca halaman dengan topic yang dimaksud.
            “Jaman sekarang semuanya main ancam mengancam. Kapan gue bisa ngancam orang biar bisa beli property gue,“ selesai membaca isi tabloid Bening mengembalikannya pada Jingga.
            “Nanti malem juga bisa,“ Jingga enteng menjawab.
            “Hah !. Lu ngomong serius ?, Gimana caranya ?,” Bening mendadak penasaran.
            “Duit empat ratus lu masih utuh kan ?,”
            Bening mengangguk cepat.
            “Beli ponsel kamera aja. Yang merek Cina biar sesuai budget,” Jingga menyeruput capuchino mocca-nya yang baru di letakkan Waiter.
            “Buat apa ?,” Bening masih belum mengerti.
            “ Foto mesra sama tamu di tempat karaoke,“
            Bening mendelik kaget mendengarnya, seumur hidup Ia belum pernah beradegan mesra. Berpikir pacaran saja belum, apalagi mesra-mesraan.
            Ia masih tak mengerti dengan maksud perkataan Jingga, diseruputnya cappuccino untuk menjernihkan akalnya agar bisa nyambung dengan ucapan Jingga.
            “Foto mesra ?,“ Bening menggumam tanya.
            “Dengan Companion Girl sebuah tempat karaoke pasti lumayan screaming kalau dilihat orang lain,“ Jingga menguraikan idenya.
***** sudah beredar di seluruh toko buku indonesia