28 januari 2017
Kami bangun kesiangan, sekitar jam 7. Nggak sempet subuh, sempetnya dhuha.
Si kecil masih berat buat bangun, tapi emaknya maksa bangunin karena kami kejer-kejeran sama schedule yang udah dibuat.
Abaikan sementara tempat-tempat wisata terdekat. Sesuai planning, yang terjauh dulu yang harus kami datangi.
Setelah mandi dan rapi-rapi. Kami keluar hotel. Lenggang disekitar kampung malabar, semua toko dan kedai makanan tutup (bener-bener kaya lebaran idul fitri)
Kami putuskan langsung ke komtar (terminal bus) yang cuma butuh jalan kaki untuk sampai sana.
Tiba di komtar, baca petunjuk nomer bus dan naik tujuan bukit bendera atau yang biasa disebut penang hill (cek route juga bisa dari sini http://www.rapidpg.com.my/journey-planner/route-maps/ ) . Tiket dewasa RM2 - anak RM 1,5
Kami bangun kesiangan, sekitar jam 7. Nggak sempet subuh, sempetnya dhuha.
Si kecil masih berat buat bangun, tapi emaknya maksa bangunin karena kami kejer-kejeran sama schedule yang udah dibuat.
Abaikan sementara tempat-tempat wisata terdekat. Sesuai planning, yang terjauh dulu yang harus kami datangi.
Setelah mandi dan rapi-rapi. Kami keluar hotel. Lenggang disekitar kampung malabar, semua toko dan kedai makanan tutup (bener-bener kaya lebaran idul fitri)
Kami putuskan langsung ke komtar (terminal bus) yang cuma butuh jalan kaki untuk sampai sana.
Tiba di komtar, baca petunjuk nomer bus dan naik tujuan bukit bendera atau yang biasa disebut penang hill (cek route juga bisa dari sini http://www.rapidpg.com.my/journey-planner/route-maps/ ) . Tiket dewasa RM2 - anak RM 1,5
Lokasinya agak jauh dari George Town, hampir satu jam perjalanan. Tiba disana kami nggak langsung Antri tiket. Sarapan dulu di food court depan pemberhentian bus.
Beli 3 porsi nasi goreng ayam dan o tea (tea manis) harga per porsi nasi RM5 dan minumnya RM1,5 abisnya nggak nyampe RM20 (murah kan, secara di indonesia kalo ke tempat wisata harga makanannya pasti di getok)
Sarapan, kenyang, Antri tiket kereta api yang ternyata harganya dibedain antara turis lokal dan asing (turis asing kudu bayar dua kali lipat dari harga untuk turis lokal) cek disini http://www.penanghill.gov.my/index.php/en/
Lirik suami (secara duit ringgit kita terbatas dan kalau dibeliin tiket tersisa sekitar RM 300) dan... eng ing eng....dia yang beliin tiketnya pakai kartu debet (yeayyy... masih RM 462)
Antrian kereta panjang, banyak warga lokal dan asing yang memanfaatkan long weekend ke bukit bendera.
Kami harus menunggu lama untuk dapat giliran naik kereta yang menuju ke atas.
Pemandangan kanan kirinya nggak beda sama kereta di jawa. Hutan, tanaman liar, replika alas roban.
Tiba diatas baru kita menemukan pemandangan yang Asik ( suasananya kaya makan di rindu alam puncak) bedanya disini nggak Nemu kebun tea. Cuma lihat hamparan tanaman dibawah.
Diatas ada food court yang jual aneka macam makanan khas ( lumayan murah dan enak) + altar tempat gembok cinta (mungkin niru namsan tower) + museum owl + many more
Setengah harian menjelajah, siangnya kami putuskan turun.
Melanjutkan perjalanan ke vihara kek Lok si yang ternyata tinggi banget dan males banget kalo kudu naik pas tengah hari bolong (mending naik ke borobudur yang hawanya sejuk)
Foto di pelatarannya doang, terus balik ke hotel. Istirahat sebentar, sore lanjut lagi ke batu ferringhi (tentunya naik bus kaya biasa, murah dan hemat)
Sama kaya perjalanan ke bukit bendera, jauh dan macet karena liburan.
Bedanya ama bukit bendera, kalau dibukit bendera lebih banyak turis lokal dan asia. Sementara dibukit ferringi, kebanyakan turis kulit putih.
Kesan pertama begitu tiba di batu ferringi ; kaya ke kuta. Suasana, orang-orangnya, kaki limanya. Bedanya di batu ferringi, nggak ada discovery shopping mall kaya kuta dan lautnya nggak sebiru di kuta bali.
Tapi sebagus-bagusnya bali, tetep buat kami masih lebih murah ke penang kalo buat jalan-jalan. Jadi cukup sekali aja ke bali.
Sore di batu ferringi, cuaca mendung, jadi kami nggak Nemu sunset buat latar foto.
Selepas senja kami putuskan ke hard rock hotel buat liat-liat merchandise. Kebetulan ada diskon 50% kemeja. Jadi suami sama anak lajang beli kemeja disana ( ga pake tunai, lagi-lagi debet biar duit cash utuh).
Dari hard rock, ke Mc D terdekat, makan malam baru balik hotel. Ampyun nunggu busnya, susah banget. Secara macet panjang dan jalanan padat merayap.
Tiba di hotel pukul sepuluh malem langsung tepar. Udah ga kepikir mandi atau sekedar cuci muka.
To be continued....