Jumat, 09 Januari 2015

Tips penulisan : Eksekusi Pikiran Liarmu



                 Sadar atau tidak sadar tiap orang pasti punya pikiran liar, orang muda menyebutnya kegalauan. Orang seumur saya menyebutnya kekhawatiran berlebih pada sesuatu yang belum tentu terjadi atau imajinasi.
          
           Dalam dunia psikologi ini dikategorikan sebagai masalah kejiwaan, dalam ilmu kebatinan disimpulkan sebagai kerasukan atau perlu di ruwat. Dalam ilmu instant, atau cepat saji, ini obyek yang bisa dibuat status di medsos atau keliaran itu dibawa ke dunia nyata. Semisal pria yang menikahi peri atau pria bertelur.

                Eksekusi tiap orang berbeda-beda, namun mengeksekusinya dalam kehidupan nyata akan dianggap kegilaan. Mengeksekusinya dalam status di medsos juga tak menghasilkan apapun. Kecuali membingkainya dalam bentuk cerita, itu akan menjadikan keliaran pikiran sebagai sebuah karya yang mungkin akan dinikmati banyak orang.

                Pada saya, eksekusi merupakan hasil olah keliaran pikiran dan serapan indera. Bukan karena hormon yang sedang jatuh cinta hingga menghasilkan banyak romance. Sehingga pembaca novel romance saya tak akan menemukan hujan, senja, sunrise, makan malam romantis atau sekedar genggaman tangan di bawah purnama.  

                Begitu juga dengan horror, indera menyimak banyak berita kriminalitas, pikiran diperangkap dalam kukungan ketakutan, lalu keliaran mengembara dan jadilah horror thriller yang belum lama terbit.

                Ini yang mungkin membedakan saya dengan orang lain. Pada manusia lain, diri dibiarkan terjebak dalam horror yang bermain dibenak dan tak terbersit untuk mengeksekusinya.

                Semisal, kita terbangun dari tidur dan tak bisa menggerakkan badan atau berteriak minta tolong. kita menganggapnya sedang ditindih setan. Kita dijebak dalam rasa takut pikiran dan hanya bisa diam. Padahal ini ide, yang ketika kita bangun bisa saja kita tulis dalam cerita.

Setan itu aku yakin dia  ryu, malaikat dari death note yang kehilangan eksistensinya dijepang.

                Ia butuh raga untuk tinggal dan  mencoba masuk ke dalam ragaku yang tampak lemah

                Beberapa kali ia mencoba saat aku sedang tertidur dan membuatku terbangun tanpa bisa menggerakkan anggota tubuhku

                Aku harus mencari cara untuk membebaskan diri darinya

                Cara-cara untuk membebaskan diri itu bisa saja kita eksekusi menjadi cerpen atau beberapa bab novel. Tinggal penulis yang memutuskan

                Dari mengeksekusi pikiran liar menjadi ide cerita anda berhasil menendang horror di kepala anda menjadi pikiran positif. Membingkainya dalam cerita dan membuatnya bernilai lebih sebagai karya yang bisa dinikmati banyak orang.

                Jadi mulai sekarang, mari eksekusi pikiran liar kalian dalam bentuk karya fiksi baik horror atau apapun. Karena keliaran dalam bentuk fiksi akan lebih di hargai dari pada keliaran yang dipraktekkan di dunia nyata.

Ctt : Materi ini saya tulis untuk program senior grup FB [PANCHAKE(Penulis Cerita Horor dan Horor Komedi)]

Behind the sesi ngisi materi : mules, panic agak gugup walaupun ga keliatan pesertanya. Tapi namanya baru pertama kali ngisi materi online tetep panic banget. Btw ini pengalaman ke 2 ngisi materi. Sebelumnya di PUSKOT medan, yang ini lebih parah langsung ketemu audiens.
Untungnya di grup panchake ada mas oke sudrajat yang bantu nenangin, kalo nggak bisa pingsan sambil ngeremes hape.

Kesimpulannya, bukan penulis seleb yang belakangan banyak bermunculan. Mungkin lebih tepat saya penulis jadul yang lebih menikmati kehidupan di balik laptop mengejar target 1 month 1 book sehingga bisa menghasilkan banyak karya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar