Minggu, 19 Mei 2019

Negativ Viral (Stupid Vibes)



Kemajuan teknologi itu KEREN, orang jadi nggak perlu repot nyari televisi untuk nonton berita. Cukup dengan smartphone, tiap orang yang melek internet tinggal nyari kanal berita favorit dan buka.

                Kemajuan teknologi WOW, yang tadinya butuh janjian untuk ngobrol bareng temen. Dijaman teknologi kita tinggal buka aplikasi media social dan ha ha hihi. (yakin haha hihi, nggak jadi stalker ?}

                Teknologi itu SESUATU, yang menurut saya kaya bilah pedang. Kalau nggak disikapi dengan bijaksana kita bakal menyerap banyak tanpa menyaring yang benar-benar diperlukan.

                Apa sih yang dibutuhkan ? ilmu pengetahuan yang bisa ditemuin dari google play book atau I library, music bagus dari google play music, tutorial masak atau ketrampilan origami di youtube, artikel berita kesuksesan atlet atau public figure yang bisa jadi panutan dan lain sebagainya yang bisa menularkan ENERGY POSITIF.

                Dan sekarang ini yang menjadi keprihatinan saya adalah, NEGATIF VIBES (yang diviralkan)  dan  tanpa sadar masuk ke system tubuh kita, meracuni kita dan menularkan energy negative

                Apa saja contohnya ;

-          Bullying yang disengaja pada seseorang atau sesuatu untuk tujuan mendapat publikasi viral
-          Ribut-ribut di medsos
-          Riya atau pamer kekayaan
-          Berita kriminalitas dan perdagangan wanita yang over publikasi (dibanding berita pelaku korupsi)
-          Trans gender yang terus-terusan diliput
-          Sisanya silakan isi sendiri

Pelaku viral, akun ghosip dan media adalah idiot yang ( menurut saya) mencari keuntungan dalam memviralkan sesuatu yang negative

Bertindak tanpa berpikir dampak yang akan ditimbulkan, ditiru atau menjadikan orang yang membaca paranoid. 

Hal lainnya pembaca bisa saja berpikir untuk mendapatkan kepopuleran instant dari prank, ribut-ribut atau riya

Atau mencari kekayaan instan dari menjual diri demi tampil wah di media sosial

Dilanda takut membaca berita mutilasi, penculikan atau kekerasan (dampak berikutnya stress atau paranoid)

Saya nggak tahu menteri revolusi mentalnya kemana, tapi hal-hal negative seperti itu tidak seharusnya di viralkan. Memviralkan yang baik akan lebih bermanfaat untuk orang lain yang membacanya.

Viral kebaikan juga membuat mental kita terpacu untuk melakukan hal baik seperti yang dicontohkan. Kebaikan yang bisa kita perlihatkan pada negara lain. bahwa Indonesia, bukan hanya berisi orang-orang tak bertanggung jawab (yang memanfaatkan internet untuk melumrahkan/ mempopulerkan  hal buruk & menyebarkan hoax)

Notes : tulisan ini dibuat karena resah waktu  nonton youtube ria ricis yang memasukkan trans gender ke kamarnya (apa demi subscribe dan like banyak di youtube, bukan muhrim bisa masuk ke kamar perempuan muslim ?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar