Malem ini banyak yang pengen saya obrolin, dari KPR sampe ini. kenapa investasi ? musababnya kemarin, WA teman yang pengen pinjem uang. Lalu kenalan yang datang mau pinjam uang dengan menggadai sertifikat rumahnya dan satu dua teman yang mendadak menghilang dari kumpul-kumpul karena masih ada pinjaman di teman lainnya.
Kadang saya masih merasa aneh dengan isu pinjam meminjam, terutama mereka yang meminjam kebanyakan BLINK dalam media social. Mereka yang selalu memperhatikan penampilan dan pemuja eksistensi. Mereka muncul di medsos, di spot foto tempat-tempat berbayar dan selalu fashionable.
Mereka umumnya para ibu kaum urban, percaya diri dengan karir suami dan prestasi anak dan berpendidikan.
Whats wrong with the world ? teringat temen anak saya yang emaknya buka warung sayur, ada juga emaknya yang dagang sunlight buatan sendiri dan temen-temen yang asli kaya tapi ga norak. Mereka yang jarang atau malah nggak pernah sama sekali muncul di medsos tapi mandiri secara keuangan. Mereka yang hidup normal seperti saya, ada uang hanya untuk pendidikan, hangout bareng keluarga sesekali dan keperluan mendadak seperti sakit (bukan memboroskan uang untuk pencitraan)
Mereka yang memanage uangnya dengan baik sehingga tak menggelisahkan suami dengan tuntutan yang maha besar.
kadang saya berpikir apa para perempuan yang terjerat gaya hidup hedon lalu mengakrabi retenir tidak takut suatu hari benar-benar mencapai klimaksnya ?
“nggak ada emas yang bisa dijual ?” itu pertanyaan saya ketika kemarin si kenalan datang. jawabannya tidak ada
“BPKB motor ?” jawabannya sama, gelengan. Mungkin sudah tergadai lebih dulu.
Bu ibu, dunia ini dikejar nggak akan pernah ada habisnya. Terutama eksistensi, semuanya fana. Orang tua saya dulu ngalamin, jaman mereka jaya. Temen beli video, ikut beli video. Temen beli hiasan bunga benang kenur yang nyala, ibu ikut beli. Terus seperti itu.
Sampai surah ali imran ayat 140 dan 152 menghampiri. Kejayaan dan kekalahan itu kami gilirkan diantara manusia.
Apa yang terjadi ? bapak saya pensiun, orang tua berada dibawah. Hal-hal dunia yang dulu dikejar dan membuat terengah-engah sudah tidak bisa lagi dijangkau. Itu menjadi pelajaran buat saya untuk mawas diri.
Caranya, berinvestasi. Tidak menghamburkan penghasilan saya, suami dan anak-anak dengan sesuka hati.
Suami saya sales mobil yang terengah-engah mencari prospek, saya penulis yang royaltinya tak seberapa, si sulung kadang menerima service computer dan jual follower yang penghasilannya untuk dirinya sendiri, begitu juga adiknya yang pedagang slime dan aksesories disekolah penghasilannya untuk dia sendiri.
Jangan bayangkan investasi yang tinggi-tinggi. Investasi seharga baju syari yang ibu kenakan juga ada lho.
- Mulailah kredit emas di Pegadaian atau BSM
Emas asset yang mudah dijual jika ada kebutuhan penting. Saya sendiri juga pelanggan kredit emas. Biasa emas saya beli lalu kumpulkan. 2015 saya jual ke antam untuk membeli sepeda motor. 2016 untuk menambah DP mobil. Tahun lalu saya gunakan untuk renovasi rumah yang kusennya sudah rusak parah.
Kelihatannya sepele, tapi investasi emas yang paling terjangkau dan mudah dijual belikan jika ada kebutuhan mendadak.
- Tanah kavlingan
Di Indonesia banyak kreditan tanah kavlingan. Terutama daerah bekasi dan bogor. Dari kavling kosong sampai kavling kebun kurma dan durian.
Kalau punya lebih dari cicilan emas, bisa juga diinvestasikan ke tanah kavlingan.
Ini sekedar cerita ; teman anak saya ada yang ibunya kemana-mana selalu dasteran, sepeda motornya bebek yang awal 2000, kerjanya jualan sunligt buatan sendiri seharga goceng per botol, tapi mampu membayar kreditan dua tanah kavling yang sekavlingnya delapan ratus ribuan. Subhanallah banget kan, punya temen yang ngajarin saya untuk hidup apa adanya dan nggak terjebak gaya hidup hedon.
Saya sendiri sebenernya pengen beli tanah kavling, Cuma itu nggak berminat kredit tanah kavlingan dirantau. Pengennya di kota tempat suami pensiun nanti, tapi belum tahu nih mau pensiun dimana. masih nimbang antara jogja atau jonggol.
-Waralaba minuman atau makanan cemilan
di jaman gofood dan banyak orang-orang butuh makanan minuman siap saji. Waralaba makanan atau minuman patut dipertimbangkan.
Apapun makanan minuman yang dijual melalui aplikasi, rasanya selalu saja ada yang membeli.
Seperti contoh aneka bubur di pasar dekat rumah saya. pemiliknya bercerita membuka empat cabang, menjualnya di aplikasi gofood dan selalu habis sebelum jam sepuluh malam.
Jumlah pembeli lebih banyak yang lewat aplikasi daripada datang langsung seperti saya.
Padahal harga membeli langsung hanya lima ribu per gelas sementara lewat aplikasi delapan ribu. Selisih tiga ribu dan pengguna aplikasi tetap membelinya. Masya allah, jaman sekarang orang bener-bener males masak sama keluar
Saya sendiri ngebet usaha lodeh semarang ama opor ayam Surabaya (tetangga bilang enak dan beda ama masakan medan ) tapi sayangnya belum ada ijin suami. Maklum dia khawatir saya kecapaian, secara saya anter jemput anak sama masak dan beberes rumah sendiri. jadi belum bisa investasi yang satu ini. tapi someday, saya pasti buka usaha kuliner (mungkin pas suami pensiun nanti)
Jadi bu ibu, jangan hanyut atau tenggelam hanya untuk mendandani diri. lalu menghabiskan uang untuk sekedar beli pernak pernik yang nggak perlu. Mulai nabung, investasi, biar kalau ada keperluan mendadak nggak pusing cari pinjaman atau terjerat rentenir.
Cukup gadai emas sendiri atau jual tanah kavlingan. Kalau punya usaha minuman atau makanan malah lebih bagus, jadi ada pemasukan harian. Pokoknya jangan ngejer dunia, capek sendiri, susah sendiri. lihat tuh koruptor contohnya.
Kadang saya masih merasa aneh dengan isu pinjam meminjam, terutama mereka yang meminjam kebanyakan BLINK dalam media social. Mereka yang selalu memperhatikan penampilan dan pemuja eksistensi. Mereka muncul di medsos, di spot foto tempat-tempat berbayar dan selalu fashionable.
Mereka umumnya para ibu kaum urban, percaya diri dengan karir suami dan prestasi anak dan berpendidikan.
Whats wrong with the world ? teringat temen anak saya yang emaknya buka warung sayur, ada juga emaknya yang dagang sunlight buatan sendiri dan temen-temen yang asli kaya tapi ga norak. Mereka yang jarang atau malah nggak pernah sama sekali muncul di medsos tapi mandiri secara keuangan. Mereka yang hidup normal seperti saya, ada uang hanya untuk pendidikan, hangout bareng keluarga sesekali dan keperluan mendadak seperti sakit (bukan memboroskan uang untuk pencitraan)
Mereka yang memanage uangnya dengan baik sehingga tak menggelisahkan suami dengan tuntutan yang maha besar.
kadang saya berpikir apa para perempuan yang terjerat gaya hidup hedon lalu mengakrabi retenir tidak takut suatu hari benar-benar mencapai klimaksnya ?
“nggak ada emas yang bisa dijual ?” itu pertanyaan saya ketika kemarin si kenalan datang. jawabannya tidak ada
“BPKB motor ?” jawabannya sama, gelengan. Mungkin sudah tergadai lebih dulu.
Bu ibu, dunia ini dikejar nggak akan pernah ada habisnya. Terutama eksistensi, semuanya fana. Orang tua saya dulu ngalamin, jaman mereka jaya. Temen beli video, ikut beli video. Temen beli hiasan bunga benang kenur yang nyala, ibu ikut beli. Terus seperti itu.
Sampai surah ali imran ayat 140 dan 152 menghampiri. Kejayaan dan kekalahan itu kami gilirkan diantara manusia.
Apa yang terjadi ? bapak saya pensiun, orang tua berada dibawah. Hal-hal dunia yang dulu dikejar dan membuat terengah-engah sudah tidak bisa lagi dijangkau. Itu menjadi pelajaran buat saya untuk mawas diri.
Caranya, berinvestasi. Tidak menghamburkan penghasilan saya, suami dan anak-anak dengan sesuka hati.
Suami saya sales mobil yang terengah-engah mencari prospek, saya penulis yang royaltinya tak seberapa, si sulung kadang menerima service computer dan jual follower yang penghasilannya untuk dirinya sendiri, begitu juga adiknya yang pedagang slime dan aksesories disekolah penghasilannya untuk dia sendiri.
Jangan bayangkan investasi yang tinggi-tinggi. Investasi seharga baju syari yang ibu kenakan juga ada lho.
- Mulailah kredit emas di Pegadaian atau BSM
Emas asset yang mudah dijual jika ada kebutuhan penting. Saya sendiri juga pelanggan kredit emas. Biasa emas saya beli lalu kumpulkan. 2015 saya jual ke antam untuk membeli sepeda motor. 2016 untuk menambah DP mobil. Tahun lalu saya gunakan untuk renovasi rumah yang kusennya sudah rusak parah.
Kelihatannya sepele, tapi investasi emas yang paling terjangkau dan mudah dijual belikan jika ada kebutuhan mendadak.
- Tanah kavlingan
Di Indonesia banyak kreditan tanah kavlingan. Terutama daerah bekasi dan bogor. Dari kavling kosong sampai kavling kebun kurma dan durian.
Kalau punya lebih dari cicilan emas, bisa juga diinvestasikan ke tanah kavlingan.
Ini sekedar cerita ; teman anak saya ada yang ibunya kemana-mana selalu dasteran, sepeda motornya bebek yang awal 2000, kerjanya jualan sunligt buatan sendiri seharga goceng per botol, tapi mampu membayar kreditan dua tanah kavling yang sekavlingnya delapan ratus ribuan. Subhanallah banget kan, punya temen yang ngajarin saya untuk hidup apa adanya dan nggak terjebak gaya hidup hedon.
Saya sendiri sebenernya pengen beli tanah kavling, Cuma itu nggak berminat kredit tanah kavlingan dirantau. Pengennya di kota tempat suami pensiun nanti, tapi belum tahu nih mau pensiun dimana. masih nimbang antara jogja atau jonggol.
-Waralaba minuman atau makanan cemilan
di jaman gofood dan banyak orang-orang butuh makanan minuman siap saji. Waralaba makanan atau minuman patut dipertimbangkan.
Apapun makanan minuman yang dijual melalui aplikasi, rasanya selalu saja ada yang membeli.
Seperti contoh aneka bubur di pasar dekat rumah saya. pemiliknya bercerita membuka empat cabang, menjualnya di aplikasi gofood dan selalu habis sebelum jam sepuluh malam.
Jumlah pembeli lebih banyak yang lewat aplikasi daripada datang langsung seperti saya.
Padahal harga membeli langsung hanya lima ribu per gelas sementara lewat aplikasi delapan ribu. Selisih tiga ribu dan pengguna aplikasi tetap membelinya. Masya allah, jaman sekarang orang bener-bener males masak sama keluar
Saya sendiri ngebet usaha lodeh semarang ama opor ayam Surabaya (tetangga bilang enak dan beda ama masakan medan ) tapi sayangnya belum ada ijin suami. Maklum dia khawatir saya kecapaian, secara saya anter jemput anak sama masak dan beberes rumah sendiri. jadi belum bisa investasi yang satu ini. tapi someday, saya pasti buka usaha kuliner (mungkin pas suami pensiun nanti)
Jadi bu ibu, jangan hanyut atau tenggelam hanya untuk mendandani diri. lalu menghabiskan uang untuk sekedar beli pernak pernik yang nggak perlu. Mulai nabung, investasi, biar kalau ada keperluan mendadak nggak pusing cari pinjaman atau terjerat rentenir.
Cukup gadai emas sendiri atau jual tanah kavlingan. Kalau punya usaha minuman atau makanan malah lebih bagus, jadi ada pemasukan harian. Pokoknya jangan ngejer dunia, capek sendiri, susah sendiri. lihat tuh koruptor contohnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar