Mei
1998 saya masih bekerja di AUTO 2000 Bekasi Timur ketika kerusuhan pecah. Karyawan
diijinkan pulang, tak ada angkutan, saya dan beberapa teman mencari tumpangan
yang berhenti di bekasi barat. Menyaksikan orang-orang menjarah, membakar
kendaraan dan berbuat kerusakan hingga sebagian besar warga meletakkan sajadah di
pagar rumah mereka untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Jumat, 24 Mei 2019 saya ke
siloam dirgantara medan. mengantar suami yang sakit dan melihat demonstran yang
berkerumun di depan lippo mall. Melihat karyawan di muka bank niaga imam bonjol
kesulitan mencari angkutan pulang. dan saya, suami serta dua anak saya harus
berjalan kaki agak jauh dari depan rumah sakit untuk menumpang transportasi online.
Yang
memprihatinkan ketika anak-anak saya bertanya ini akan berakhir seperti apa,
saya seperti dikembalikan ke masa lalu dan melihat bahwa setelah bertahun usaha
penggulingan penguasa tak menghasilkan apapun kecuali pergantian dinasti.
Karena negara ini dimata saya
bukanlah negara demokrasi. Sebagian SDM partai direkrut berdasarkan hubungan
keluarga, public figure atau asset yang perorangan miliki untuk keberlangsungan
partai.
Kita ambil contoh lima partai (
dinasti ) peserta pemilu 2019
1.
PDIP
Ketua Umum : Megawati Soekarno putri
Putri : Puan Maharani (Menteri kordinator
bidang pembangunan manusia & kebudayaan Republik Indonesia)
2.
Gerindra
Ketua Umum : Prabowo Subianto
Wakil ketua dewan pembina partai : Hashim
Djojohadikusumo
Keponakan : Rahayu Saraswati (Ketua bidang advokasi
perempuan)
3.
Partai
Demokrat
Ketua umum : Susilo Bambang Yudhoyono
Ketua fraksi di DPR : Edhie Baskoro
Yudhoyono
4.
Nasdem
Ketua umum : Surya Paloh
Putra :
Prananda Surya Paloh ( anggota DPR RI periode 2014- 2019)
5.
Partai
berkarya
Ketua Umum : Hutomo Mandala Putra
Kakak :
Titiek Soeharto ( Caleg Dapil DIY dari Partai Berkarya)
Partai dengan SDM Public Figure (Popularitas
tanpa kompetensi)
1.
Partai
Gerindra mengusung Mulan Jameela
2.
Partai
Perindo mengusung Angel lelga
3.
Partai
PDIP mengusung Krisdayanti
4.
Partai
Nasdem mengusung Nafa Urbach, della puspita, anni s bahar, five vi , manohara
Penggulingan penguasa hanya menghasilkan
penguasa baru. Dengan mesin partai yang SDM-nya sebagian direkruit tanpa
kualifikasi yang mumpuni. Hasilnya mungkin akan sama seperti 21 tahun yang
saya alami setelah tragedy 1998.
Kepemimpinan berubah tapi cita-cita
masyarakat adil makmur makin jauh panggang dari api.
Contoh
nyata :
-
- Bunga
KPR yang lebih tinggi dari negara maju sekalipun (di amerika dibawah 5 % dan malaysia
dibawah 8%)
- - Pajak
bonus akhir tahun karyawan yang mencapai
35% ( disama rata untuk semua posisi jabatan tanpa mempertimbangkan BI Checking apakah
masih memiliki tanggungan)
- - Pajak
resto yang menjadi kewajiban customer (sementara di amerika customer berhak
menolak. Dan di Malaysia tax 6% hanya untuk makan dibandara. Bukan diresto
umum)
- - Kredit
offline dan online merajalela dan menjerat masyarakat sementara negara tak menyediakan
financial konsultan untuk masyarakat agar dapat memiliki hak tawar pengurangan
bunga sehingga bisa melunasi hutang
- - Tarif
tiket bawah penerbangan kelas ekonomi yang merugikan masyarakat (tarif
penerbangan kita tertinggi dibanding Malaysia atau singapur untuk kelas
ekonomi)
- -Harga
bahan kebutuhan pokok tak pernah stabil
- -Harga
ikan laut lebih mahal daripada ayam (padahal negara kita negara bahari)
- -Tambahkan
sendiri apalagi yang menurut anda perlu dibenahi
Pembenahan tak bisa terjadi hanya dengan
mengganti penguasa (kefanatikan semu pada perorangan ) dibawah calon ada
partai koalisi yang harus anda lihat apakah memiliki track record bagus,
korupsi atau memiliki SDM non qualified ?
Demo mungkin menghasilkan
penguasa baru, namun dibawah penguasa ada mesin partai koalisi yang pasti memiliki
banyak tuntutan (tanya diri pernahkah melihat oposisi yang menjadi pemerintah ?
bagaimana mereka di pemerintah ? cukup puaskah anda dengan kinerjanya ?)
Saya bukan penentang demo, massa
sebanyak sekarang adalah berkah jika itu tidak ditujukan untuk pergantian
kekuasaan dengan jalur anarki.
Masa sekarang atau mendatang
(setahun sekali juga boleh ) harus ada untuk menyerukan tiga tuntutan rakyat
(TRITURA)
Setiap tahun evaluasi negara
ini, ajukan tiga tuntutan. Jangan menjadi mesin penguasa manapun. Demo boleh
ada, tapi untuk memperjuangkan adil makmur seperti yang kita cita-citakan. Dimulai
dari mana, pikirkan sendiri tuntutan apa yang harus diperjuangkan sekarang ini.
Kalau saya sebagai ibu rumah
tangga, saya ingin tiga hal ini
-
- -Kepastian
bahwa harga bahan pokok stabil dan tak akan naik terlalu tajam seperti awal
puasa (penyesuaian harga pangan)
- - Harga
hasil laut yang terjangkau rakyat menengah ke bawah
-
- -Penghapusan batas tarif bawah tiket penerbangan kelas ekonomi