Selasa, 12 Februari 2019

Think before login Instagram

Punya akun IG ? Saya rasa sekarang ini banyak yang punya akun instagram

Sebagian mungkin sama kaya saya, kaum urban facebook yang pindah ke gemerlapnya instagram

Bosan di facebook dan menjajal instagram yang tengah naik daun berkat postingan pict-nya, tokoh publik-nya,  selebgramnya, online shopnya sampai akun hosip yang mewabah.

Sampai sejauh ini sepertinya menyenangkan.

-Kamu bisa belajar teknik fotografi dari postingan foto yang ada

-belajar make up dari para influencer

- lihat aktivitas artis atau tokoh favoritmu dari mengikuti akunnya

- belanja di akun online shop yang bertebaran (yang ini tetep waspada karena saya pernah ngalamin beli di online shop pakaian pria tapi online shopnya ternyata fiktif)

- atau kamu berkreativitas dan menunjukkan bakatmu

Para remaja dan dewasa muda sebagian besar mencoba keberuntungan sebagai selebgram

Sebagian kecil lainnya menjadi komikus, kreator komik, membuat animasi pendek, mencipta lagu, mengcover lagu hits dan banyak lagi ide kreatif lainnya yang bisa anda temukan sebagai contoh pengguna akun 'bukan sekedar konsumen'

Saya sendiri menulis cerita di akun @cerita_cintanya @kisahcinta_dan luka

Suami saya marketing mobil di akun @toyota_medanamplas

anak sulung saya owner marketing digital @personalbranding_igmu

Dan si bungsu saya menggambar serta bermain musik di akun @rahma nakita

Apa yang kemudian menggelisahkan saya ketika menulis ini ?

Konsumen.

Ada banyak pemilik akun IG yang hanya mengonsumsi

Sah-sah saja sih mencari hiburan di IG, dari melihat pict, baca quote yang bagus, nyari berita artis kesayangan sampai ngelihat aktivitas tokoh politik yang kita jagokan buat pemilu mendatang.

Lalu apa masalahnya ?

Ketika kita mulai tertarik selancar di akun hosip

Atau kepo dengan unselebriti (tanpa karya dan beken karena kasus)

Atau kita merasa lebih sempurna dari temen IG

DISITU MASALAH AKAN TIMBUL !

- kita mulai komen sok bijak di postingannya

- mulai nyinyir

- atau buat postingan nyindir

-masih kurang ? Kita bully sedemikian rupa dari mulai sikap sampai fisik (body shamming)

MENYENANGKAN KAH ?

- Mencari kekurangan orang paling gampang, paling menyenangkan dan paling Wow sekarang ini

-cuma ngomong (lebih gampang dari ngaca dan cari tahu kekurangan diri sendiri)

- ada kepuasan ketika tahu bahwa ada orang yang kelihatan lebih hina, lebih bodoh dan lebih ndablek dari kita

PERNAH BERPIKIR ?

- di surah Al Maun ayat 4 & 6 tertulis

'Celakalah orang yang salat'

'Yang berbuat riya'

Kalau ditafsirkan : kita sholat tapi kita sok bijak (emang kita Tuhan berhak menghakimi orang lain )

- 'tidak ada Tuhan di hati orang yang pamer kealiman' Rumi

- kita taruh foto profil sebagus mungkin tapi  posting atau komen kita ga sebaik lahiriah kita

- kita pasang foto profil bareng pasangan, tapi kita nggak bisa jaga wibawanya dengan nyinyir ke orang

- kita pasang foto anak kita, tapi kita nggak bisa jadi teladan

- kita nggak berpikir panjang bahwa nyinyiran kita tersimpan di internet dan diwaktu mendatang bisa dibaca suami atau anak. (Pikirkan bagaimana reaksi mereka)

- kita berpikir dangkal bahwa semua akan baik-baik saja (tanpa mikir si pemilik akun bisa saja melaporkan sebagai tindak kriminal)

- kita membahayakan diri sendiri, suami dan mungkin anak.

Instagram dan media sosial lain ada untuk jembatan berinteraksi online.

Selain itu, mungkin mencari hiburan

Tapi bukan berarti karena online dan tidak bertemu langsung. Kita bisa seenak jari mengetik kalimat penghakiman.

Kita hidup tidak abadi. Karena tidak abadi, sebisa mungkin hindari menanam keburukan.

Tanamlah kebaikan walau hanya sebiji sawi. Karena pasti baik buruk yang kita tanam akan kita petik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar