Pernahkah anda mengalami ? Sedang antri di minimarket atau
pusat perbelanjaan lalu diselak antriannya oleh orang yang membeli rokok.
Hanya satu atau dua bungkus rokok!!! *tolong dicatat, bukan satu
gerobak rokok.
Saya pernah mengalami, dua kali. Dan yang kedua terjadi hari
ini. Saya membeli beras dalam kemasan 5kg dan diselak oleh seorang bapak usia
empat puluhan yang membeli rokok. Alasan si bapak : " saya cuma beli
rokok"
Cuma? Kalau mata saya buta iya dia bisa bilang cuma rokok.
Tapi rokok + zipo itu berarti dua, bukan cuma (satu)
Kalau memang mau hitung-hitungan 'cuma', saya jelas hanya belanja satu item : beras 5kg (kecuali
butir beras di itung per biji di Kasir,
baru saya salah)
Ketika saya kemukakan pendapat saya " Kasir yang
duluin" itu pembelaanya.
Kasir dan bapak itu nyengir, menyengirkan entah kebodohan
mereka atau menutupi rasa malu mereka.
Tapi perlu digaris bawahi, Kasir akan tampak idiot kalau
mendahulukan customer rokok dibanding customer lain yang nominal belanjaannya
lebih banyak (kecuali Kasir menerima insentif dalam tiap bungkus rokok yang
terjual)
Kalau enggak buat apa, cuma dibodohi Industri dan tempat
anda bekerja!
Okelah, rokok membayar display depan (yang jelas paling
mahal dari display lainnya). Tapi bayarnya ke siapa ? ke mini market dan
swalayan bukan pramuniaga.
Diuntungkan? Nggak, dirugikan iya kalau nggak ada
insentifnya untuk nambahin uang transport dan biaya makan siang anda. Buat apa
anda di Kasir bela-belain perokok yang jelas -jelas merugikan lingkungan
sekitar yang terpapar asapnya
*please, berpikir saat bekerja. Pramuniaga bukan robot yang
menjaga display priority tanpa mendapat benefit apapun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar