Penulis : Naseem Rakha
Penerbit : Puspa Storia
Cetakan :2009
Membaca
labelnya ‘San Francisco Chronicle Best Seller’ membuat saya tertarik membeli
dan membaca isinya. Ingin tahu apa yang ditawarkan novel ini, apakah amerika
yang mengusung kevulgaran seperti dalam kebanyakan film atau video music-nya
atau sesuatu yang berbeda.
Cerita
dibuka dengan berita dari kantor jaksa di Oregon bahwa Daniel joseph Robbin pembunuh Shep Stanley putra sulung Nate
dan Irene akan segera di eksekusi. Ia akan segera di hukum mati setelah
Sembilan belas tahun lamanya Nate menunggu.
Lalu
cerita bergulir ke adegan kilas balik bagaimana mereka tiba di Oregon. Nate mendapat
tugas sebagai deputi disana dan mengajak keluarganya pindah dari Illinois ke
Oregon.
kota
yang menurut Irene tak ramah dan tak cocok untuk anaknya tinggal. Berbeda
dengan Illinois yang masih pedesaan dan memberi atmosfir tenang, di Oregon yang
mirip gurun peristiwa kriminalitas marak terjadi.
Setengah
hati Irene dan anak-anak mengikuti nate. Shep yang paling berat untuk pergi, ia
katakan pada ibunya bahwa ayah tak menyukainya. Tapi Irene mencoba membesarkan
hati anaknya hingga bersedia ikut.
Selama
di Illinois Irene berusaha memberi kenyamanan bagi putranya, anak kesayangannya.
Shep-nya yang tahu bagaimana membuat hati ibunya senang. Berbeda dengan bliss
putri bungsunya yang seperti gadis liar.
Hingga
suatu hari musibah itu terjadi, saat Irene dan bliss diluar ia mendabar kabar
dari nate rumah mereka kerampokan. Shep putra kesayangannya mati tertembak
perampok.
Peristiwa
itu menjadi pukulan berat untuk Irene dan nate. Mereka menyimpan dendam dan
kebencian pada pembunuh anaknya Daniel joseph robbin yang waktu itu berumur
Sembilan belas tahun.
Tujuh
tahun pertama semuanya tak baik-baik saja, tiap anggota keluarga tenggelam
dalam kedukaan masing-masing. Irene yang menyalahkan nate karena mengajak
pindah dan bliss yang harus menyaksikan bagaimana orang tuanya seperti pohon
yang mati.
Episode
kilas balik ini benar-benar membawa saya larut dalam perasaan yang sama yaitu
kehilangan. Saya pernah mengalami hal
yang sama, kehilangan seorang kakak, terpuruk, mencari kambing hitam untuk
kematiaannya dan bangkit lagi.
Tahun
ke delapan kematian shep, Irene menemukan titik balik untuk merenung. Ia
berpikir untuk menata hidupnya lagi. Ia menyurati pembunuh anaknya dan
mengatakan telah memaafkannya. Ia melakukannya diam-diam tanpa sepengetahuan
nate suaminya dan bliss yang telah kuliah di kota lain.
Daniel
membalas suratnya, dalam surat Daniel tak mengemis untuk dikasihani. Ia hanya
menyampaikan bahwa pasti sulit untuk Irene sampai pada titik ini. isi surat
Daniel membuat Irene melihat sisi lain dari pembunuh putranya. Ia mengirim
surat kedua yang berlanjut pada hubungan surat menyurat antara keduanya.
Hingga
keputusan itu datang, kapan tepatnya Daniel akan di eksekusi. Irene tak lagi
punya kemarahan, ia malah kasihan dengan pembunuh putranya. Ia mencoba
membelanya, usahanya malah membuat nate marah dan menguak tabir yang selama ini
tertutupi.
Daniel
tak sengaja membunuh shep, Daniel ingin membunuh nate saat berada dirumah
mereka. Nate memergoki mereka tengah bermesraan. Nate yang marah memukuli shep,
Daniel yang ingin melindungi mengarahkan senjata ke nate. Tapi malang shep yang
ingin melindungi ayahnya tewas terkena peluru Daniel.
Irene
seperti ditampar mendengar kenyataan itu, bahwa putranya shep yang waktu itu
baru berusia lima belas tahun mencintai sesama jenis. Ia homo seksual, dan nate
menutupi kebenarannya.
Daniel
mengorbankan dirinya untuk shep dan melindungi nate, itu membuat Irene memutuskan untuk
bertemu dengannya sebelum eksekusi tiba.
Kesimpulan :
ternyata tak
semua wajah amerika setuju dengan pola hubungan homoseksual dan lesbian yang di
legalkan di Negara mereka.
Di
Negara bagian, tak ubahnya dengan Indonesia. Masih menganut nilai-nilai lama
yang memprotes pembagian kondom dan pernikahan sejenis.
Membaca
ini seperti membaca problematika Indonesia, orang tua yang luput memperhatikan
teman anak, anak yang memiliki penyimpangan orientasi seksual tanpa tahu
bagaimana mengatasinya, cinta sejenis yang membutakan dan bagaimana kita bisa
tetap waras menghadapi ini semua.
***** 5 bintang untuk ini :)