Taraaa....akhirnya tiba juga di raffles place. Dari sini kita ke exit H, tiba diluar belok kanan menuju river. Sungai di singapur yang dilewati perahu wisata dan punya jembatan penyeberangan yang cantik.
Sungai ini dikelilingi gedung2 bertingkat dan hamparan taman yang luas di sisi seberangnya. Ini spot yang bagus buat foto sekaligus tempat yang nyaman untuk khatamin buku.
Puas foto2 di pinggir sungai, jembatan sama taman yang ada kami jalan lagi ke arah hotel one fullerton ( hotel yang atapnya berbentuk kapal).
Knp ke arah sana ? Karena hotel itu letaknya dekat patung marlion. Patung singa yg jadi ikon kota singapura dan wajib jd spot foto kalo kamu baru pertama kali dateng ke singapore :D
Untuk sampai kesana dari river, nyeberang jembatan trus belok kanan ke arah jalan raya. Abis itu lurus sampe perempatan lampu merah.
Tunggu lampu hijau pejalan kaki nyala baru nyeberang dan turun ke anak tangga bawah jembatan. Sampai bawah belok kanan lurus aja nah ketemu deh patung marlion.
Saatnya berfoto ria bareng keluarga, setelah itu istirahat bentar di deket patung marlion yang langsung menghadap muara sungai baru jalan pulang.
Pas jalan pulang kebetulan hari udah sore, barengan orang pulang kerja.
Nggak terlalu merhatiin mereka yg bergegas balik karena gue juga pernah gawe kantoran. Cuma ada satu hal yang mengusik pandangan diluar itu.
Beberapa pekerja perempuan tampak merokok terang2an di belakang gedung yang menghadap river. Jumlahnya lebih banyak dari kaum laki2. Ini jadi pemandangan yang mengingatkan gue sama perbincangan dengan adik di lebaran tahun lalu saat kami bertemu.
Brother : skrng banyak muslimah menutup aurat tapi mereka jadi fanatik dan melihat sesuatu itu tabu
Me : maksudnya
Brother : kaya loe mba na, dulu waktu kecil belum berjilbab. Loe liat nyokap minum, ngerokok, main kartu sama temen2nya biasa aja.
Sekarang pas loe berjilbab, loe menatap mereka yg kaya nyokap loe dgn pandangan sinis
Perjalanan ini mengingatkan gue pada perbincangan tanpa ujung pangkal dengan adik. Yang sebenarnya mungkin berniat menyentil gue untuk nggak menghakimi sesuatu.
Tapi kekerasan hati bahwa ini bisa membawa pengaruh buruk membuat gue mengabaikannya ( di part selanjutnya gue akan cerita tentang seorang teman perjalanan, seorang ibuTaraaa....akhirnya tiba juga di raffles place. Dari sini kita ke exit H, tiba diluar belok kanan menuju river. Sungai di singapur yang dilewati perahu wisata dan punya jembatan penyeberangan yang cantik.
Sungai ini dikelilingi gedung2 bertingkat dan hamparan taman yang luas di sisi seberangnya. Ini spot yang bagus buat foto sekaligus tempat yang nyaman untuk khatamin buku.
Puas foto2 di pinggir sungai, jembatan sama taman yang ada kami jalan lagi ke arah hotel one fullerton ( hotel yang atapnya berbentuk kapal).
Knp ke arah sana ? Karena hotel itu letaknya dekat patung marlion. Patung singa yg jadi ikon kota singapura dan wajib jd spot foto kalo kamu baru pertama kali dateng ke singapore :D
Untuk sampai kesana dari river, nyeberang jembatan trus belok kanan ke arah jalan raya. Abis itu lurus sampe perempatan lampu merah.
Tunggu lampu hijau pejalan kaki nyala baru nyeberang dan turun ke anak tangga bawah jembatan. Sampai bawah belok kanan lurus aja nah ketemu deh patung marlion.
Saatnya berfoto ria bareng keluarga, setelah itu istirahat bentar di deket patung marlion yang langsung menghadap muara sungai baru jalan pulang.
Pas jalan pulang kebetulan hari udah sore, barengan orang pulang kerja.
Nggak terlalu merhatiin mereka yg bergegas balik karena gue juga pernah gawe kantoran. Cuma ada satu hal yang mengusik pandangan diluar itu.
Beberapa pekerja perempuan tampak merokok terang2an di belakang gedung yang menghadap river. Jumlahnya lebih banyak dari kaum laki2. Ini jadi pemandangan yang mengingatkan gue sama perbincangan dengan adik di lebaran tahun lalu saat kami bertemu.
Brother : skrng banyak muslimah menutup aurat tapi mereka jadi fanatik dan melihat sesuatu itu tabu
Me : maksudnya
Brother : kaya loe mba na, dulu waktu kecil belum berjilbab. Loe liat nyokap minum, ngerokok, main kartu sama temen2nya biasa aja.
Sekarang pas loe berjilbab, loe menatap mereka yg kaya nyokap loe dgn pandangan sinis
Perjalanan ini mengingatkan gue pada perbincangan tanpa ujung pangkal dengan adik. Yang sebenarnya mungkin berniat menyentil gue untuk nggak menghakimi sesuatu.
Tapi kekerasan hati bahwa ini bisa membawa pengaruh buruk membuat gue mengabaikannya ( di part selanjutnya gue akan cerita tentang seorang teman perjalanan, seorang ibu dr 2 anak, dan dia seorang perokok)
dr 2 anak, dan dia seorang perokok)
To be continued trip to singapore part 5