Kamis, 28 Agustus 2014

telah terbit novel ke 7 : Penunggu Gunung Salak

Synopsis :

Enam anak muda tanpa pengalaman mendaki gunung berencana menaklukkan puncak Gunung Salak.

Mampukah mereka melakukannya ?, apa yang terjadi jika keenamnya tak menguasai medan yang mereka lalui ?.

Cuplikan isi novel :


“ Ssttt, bau daging panggang “ Iren menyikut Amel.
Amel mengangguk mengiyakan ucapan Iren.
“ Kalian mencium bau daging panggang tidak ?” 
Sena dan Musa menajamkan penciuman lalu mengangguk.

Tak sadar keempatnya mencari asal bau daging panggang tersebut. Bau daging yang membuat perut Mereka kembali terasa lapar dan ingin lekas menyantap daging panggang yang tersaji. 
Sama sekali Mereka tak berpikir daging apa yang sekarang tengah dipanggang seseorang. Mereka hanya terus mengendus bau tersebut, bau bakaran yang semakin menyengat hidung dan menghentikan langkah Mereka diujung rerimbunan ilalang yang menyemak.
Sena dan Musa pelan menyibak ilalang dihadapan Mereka, melongok ke depan dan mendapati punggung Faiz tengah duduk memangsa sesuatu, tangan manusia. Dan didekat Faiz duduk, seonggok kepala yang begitu Mereka kenal tergeletak dengan mata terbuka lebar.

***sudah beredar di toko buku seluruh Indonesia

Senin, 04 Agustus 2014

trip to singapore part 5

Masih di hari pertama setelah changi - bugis - raffles place

Sore itu kami kembali ke bugis station, membeli 3 paket KFC ginger rice with drink dan kembali ke hotel utk menyantapnya.

Sempet mampir di 7 eleven sebelah hotel untuk membeli roti dan tambahan soft drink untuk jaga2 kalo si kecil pengen nyemil.

Harga rotinya lumayan banget, $2,2 utk roti sekelas sari roti yg cuma rp. 4000 (wek, beda bgt harganya) Air mineral $1,8 & milo $2,2 ( di medan uang segini dah dapet juice 4 gelas )

Tiba di hotel sudah lepas senja, jd makan malam sekaligus istirahat untuk perjalanan esok hari.

Mandi, shalat (karena nggak ada adzan dikira2 sendiri aja waktunya) baru makan malem.

Iseng sambil nyuapin anak gue stel tivi, nonton saluran tivi lokal suria. Liat sinetron & iklannya yang ternyata masih jauh dibawah indonesia dari segi penggarapannya.

Dari sini aja dah kebaca SDM kita tuh lebih fight dari segi kreativitasnya. Cuma pemerintahnya aja yg kurang mempromosikan hasil karya anak negeri. ( jd inget k pop yg di manage dgn baik, di promosiin besar2an & akhirnya jadi salah satu sumber pendapatan negara korsel)

Abis makan, ngolesin kaki masing2 pake counterpain (baru berasa cape jalannya pas malem) trus tidur.

Inget jalan inget trotoar yang kami lintasi seharian tadi. Semua trotoar dibangun lebar2 buat memberi nyaman pejalan kaki. Beda ama di indonesia, trotoar lebar2 udah di 'tek'in pedagang kaki lima. Jadi pejalan kaki kaya gue kudu lewat jalan raya sambil gendong anak baru bs melintas (heks nyesek banget).

Kalo semua trotoar di 33 propinsi di tata seperti singapore, gue optimis turis bakal lebih banyak yg ke indonesia ( minimal untuk jogging & wisata kuliner)

Tinggal depkes aja yg turun mengedukasi pedagang kaki lima tentang pentingnya kebersihan makanan yang dijual.

H 2 singapore

Tujuan : universal studio

Prepare tupperware kosong buat isi air mineral dari kran air yang langsung minum.

Trus keluar hotel isi perut dulu pake milo hangat di 7 eleven sama beli roti buat bekel perjalanan.

Rute dari stasiun bugis, naik mrt jurusan bueno vista, nyambung dari sana mrt ke harbour front.

Butuh waktu hampir satu jam perjalanan untuk tiba di harbour frount yang nyambung sama mall vivo city dan pelabuhan penyeberangan menuju batam, penang, atau tanjung balai medan.

Tiba disana  naik ke lantai 3 beli tiket monorail di atm machine seharga $4 (PP) untuk sampai sentosa island tempat universal studio berada.

Tiket masuk universal dewasa $63 anak $50. Harganya lumayan mahal, kalau kocek kamu terbatas foto2 diluar juga ok. Spotnya juga bnyk yg bagus kok. Kaya bola dunia yg tulisan universal, air mancur sama candy shop.

To be continued trip to singapore part 6

Sabtu, 02 Agustus 2014

trip to singapore part 4

Taraaa....akhirnya tiba juga di raffles place. Dari sini kita ke exit H, tiba diluar belok kanan menuju river. Sungai di singapur yang dilewati perahu wisata dan punya jembatan penyeberangan yang cantik.

Sungai ini dikelilingi gedung2 bertingkat dan hamparan taman yang luas di sisi seberangnya. Ini spot  yang bagus buat foto sekaligus tempat yang nyaman untuk khatamin buku.

Puas foto2 di pinggir sungai, jembatan sama taman yang ada kami jalan lagi ke arah hotel one fullerton ( hotel yang atapnya berbentuk kapal).

Knp ke arah sana ? Karena hotel itu letaknya dekat patung marlion. Patung singa yg jadi ikon kota singapura dan wajib jd spot foto kalo kamu baru pertama kali dateng ke singapore :D

Untuk sampai kesana dari river, nyeberang jembatan trus belok kanan ke arah jalan raya. Abis itu lurus sampe perempatan lampu merah.

Tunggu lampu hijau pejalan kaki nyala baru nyeberang dan turun ke anak tangga bawah jembatan. Sampai bawah belok kanan lurus aja  nah ketemu deh patung marlion.

Saatnya berfoto ria bareng keluarga, setelah itu istirahat bentar di deket patung marlion yang langsung menghadap muara sungai baru jalan pulang.

Pas jalan pulang kebetulan hari udah sore, barengan orang pulang kerja.

Nggak terlalu merhatiin mereka yg bergegas balik karena gue juga pernah gawe kantoran. Cuma ada satu hal yang mengusik pandangan diluar itu.

Beberapa pekerja perempuan tampak merokok terang2an di belakang gedung yang menghadap river. Jumlahnya lebih banyak dari kaum laki2. Ini jadi pemandangan yang mengingatkan gue sama perbincangan dengan adik di lebaran tahun lalu saat kami bertemu.

Brother : skrng banyak muslimah menutup aurat tapi mereka jadi fanatik dan melihat sesuatu itu tabu

Me : maksudnya

Brother : kaya loe mba na, dulu waktu kecil belum berjilbab. Loe liat nyokap minum, ngerokok, main kartu sama temen2nya biasa aja.

 Sekarang pas loe berjilbab, loe menatap mereka yg kaya nyokap loe dgn pandangan sinis

Perjalanan ini mengingatkan gue pada perbincangan tanpa ujung pangkal dengan adik. Yang sebenarnya mungkin berniat menyentil gue untuk nggak menghakimi sesuatu.

Tapi kekerasan hati bahwa ini bisa membawa pengaruh buruk membuat gue mengabaikannya ( di part selanjutnya gue akan cerita tentang seorang teman perjalanan, seorang ibuTaraaa....akhirnya tiba juga di raffles place. Dari sini kita ke exit H, tiba diluar belok kanan menuju river. Sungai di singapur yang dilewati perahu wisata dan punya jembatan penyeberangan yang cantik.

Sungai ini dikelilingi gedung2 bertingkat dan hamparan taman yang luas di sisi seberangnya. Ini spot  yang bagus buat foto sekaligus tempat yang nyaman untuk khatamin buku.

Puas foto2 di pinggir sungai, jembatan sama taman yang ada kami jalan lagi ke arah hotel one fullerton ( hotel yang atapnya berbentuk kapal).

Knp ke arah sana ? Karena hotel itu letaknya dekat patung marlion. Patung singa yg jadi ikon kota singapura dan wajib jd spot foto kalo kamu baru pertama kali dateng ke singapore :D

Untuk sampai kesana dari river, nyeberang jembatan trus belok kanan ke arah jalan raya. Abis itu lurus sampe perempatan lampu merah.

Tunggu lampu hijau pejalan kaki nyala baru nyeberang dan turun ke anak tangga bawah jembatan. Sampai bawah belok kanan lurus aja  nah ketemu deh patung marlion.

Saatnya berfoto ria bareng keluarga, setelah itu istirahat bentar di deket patung marlion yang langsung menghadap muara sungai baru jalan pulang.

Pas jalan pulang kebetulan hari udah sore, barengan orang pulang kerja.

Nggak terlalu merhatiin mereka yg bergegas balik karena gue juga pernah gawe kantoran. Cuma ada satu hal yang mengusik pandangan diluar itu.

Beberapa pekerja perempuan tampak merokok terang2an di belakang gedung yang menghadap river. Jumlahnya lebih banyak dari kaum laki2. Ini jadi pemandangan yang mengingatkan gue sama perbincangan dengan adik di lebaran tahun lalu saat kami bertemu.

Brother : skrng banyak muslimah menutup aurat tapi mereka jadi fanatik dan melihat sesuatu itu tabu

Me : maksudnya

Brother : kaya loe mba na, dulu waktu kecil belum berjilbab. Loe liat nyokap minum, ngerokok, main kartu sama temen2nya biasa aja.

 Sekarang pas loe berjilbab, loe menatap mereka yg kaya nyokap loe dgn pandangan sinis

Perjalanan ini mengingatkan gue pada perbincangan tanpa ujung pangkal dengan adik. Yang sebenarnya mungkin berniat menyentil gue untuk nggak menghakimi sesuatu.

Tapi kekerasan hati bahwa ini bisa membawa pengaruh buruk membuat gue mengabaikannya ( di part selanjutnya gue akan cerita tentang seorang teman perjalanan, seorang ibu dr 2 anak, dan dia seorang perokok)

 dr 2 anak, dan dia seorang perokok)

To be continued trip to singapore part 5

trip to singapore part 3

Check in @hotel 81 bugis yang free wifi, balik lagi ke bugis junction cari fried potato & fried chicken favorit si kecil yang akhirnya nyampe di kedai KFC ( ini yang paling murah dibanding resto fast food america lainnya). Disini ada paket nasi jahe plus ayam nd softdrink seharga $6, lumayan mahal kalo dibanding paket hemat KFC jakarta.

Sebenernya ada lokasi makanan murah sekitar $1,5 sampe $3 di bugis, lokasinya di albert center. Cuma anak gue nggak suka suasananya. Kalau bisa di gambarin kaya pusat jajanan di basement terminal blok M.

Abis makan balik ke stasiun MRT, gesek EZ link dan naik MRT tujuan raffles place. Ini tempat pertama yang pengen kita kunjungin. Banyak spot foto yang sering dipake selfi sama wisatawan kalau ke singapore.

Sama kaya pas mau ke bugis, MRT yang kita naikin ngelewatin beberapa stasiun dulu sebelum sampai ditujuan.

Sambil nunggu MRT tiba di tujuan iseng ngamatin penumpang kereta yang kebanyakan di usia produktif belasan hingga empat puluhan. Orang tua dan anak2 jarang banget gue lihat.

Penumpang yg muda2 ini rata2 sibuk dengan gadgetnya masing2. Terbanyak denger musik dari earphone-nya.

Kesimpulan gue, singapur dalam beberapa dekade ke depan mungkin akan kekurangan usia produktif karena jarangnya pasangan muda yang berniat menikah atau memiliki anak. Mereka kelihatan menikmati dunianya sendiri. Kebebasan financial yang tanpa tanggungan keluarga.

Beda mungkin ama di indonesia yang kalo umur 23 belum nikah di ojok2 ortu ama temen supaya buruan nikah. Alesannya biar ga ketuaan punya anaknya :XD

Oh ya balik ke penumpang usia produktif yang ketergantungan gadget ( kaya di indonesia). Gue rasa ini akan mempengaruhi maju mundurnya produktivitas dan kreativitas warga singapur dalam beberapa dekade ke depan.

Karena gadget bagi gue seperti dua bilah mata pisau yang jika digunakan dengan baik bisa menunjang kreativitas & produktivitas atau sebaliknya mencandu aktivitas medsos & aplikasi hiburan

Satu kelebihan singapur yang bikin gue ngiri,  pemerintahnya bener2 konsen membangun ruang publik, fasilitas & transportasinya sehingga memberi nyaman warga & turis pendatang.

trip to singapore part 2

Tgl 31 juli 2014 kami berangkat dari bandara kuala namu. Airport tax per orang 200rb. Pesawat berangkat jam 09. 20 ( pertama kali naik air asia dan on time. Nggak rajin delay kaya lion kayanya :D )

Di pesawat ada air asia cafe yg nyediain menu makanan rumahan. Karena pada belum sarapan jadilah saya pesen 3 menu. Bapaknya nasi padang, si sulung nasi goreng dan si kecil yg makannya berdua saya nasi lemak. Harga per menu 50rban free air mineral cup. Rasanya lumayan enak, sayang porsinya kecil banget :-)

Perjalanan dari medan ke changi airport memakan waktu 45menit. Dengan perbedaan waktu satu jam di singapore lebih cepat. Saat di pesawat pramugara akan membagi kartu kedatangan yang wajib diisi dan diserahkan kebagian imigrasi setibanya di bandara nanti.

Bayangan gue sebelum tiba di changi airport, itu bandara sekeren bandara kualanamu. Ternyata nggak bingit, lebih mirip soekarno hatta yang jadul cuma lebih modern dari segi informasi dan transportasinya.

Jam sebelas lewat pesawat mendarat di changi airport. Kami masuk ke terminal 1 kedatangan dan mengantri di bagian imigrasi untuk menyerahkan kartu kedatangan serta pemeriksaan pasport.

Selesai dari sana kami ke exit terminal membeli kartu EZ link yang biasa digunakan untuk naik MRT di counter transportasi yang tersedia. EZ link ini harganya $12 dan bisa di gunakan untuk beberapa kali naik MRT. Kalo saldo menipis bisa isi ulang minimal $10.

Kenapa nggak milih transportasi lain kaya bus, karena MRT lebih murah & praktis

Kartu EZ link sudah ditangan, saatnya naik ke lantai dua naik sky train (free) yang akan mengantar ke terminal 2. Terminal tempat kami naik MRT jurusan bugis (lokasi hotel tempat kami menginap)

Nggak butuh waktu lama untuk sampai kesana, setelah melewati beberapa stasiun tibalah kami di stasiun bugis yang dituju. Ini stasiun kayanya yang paling sibuk diantara stasiun lain yang gue lewatin.

Dari stasiun naik ke lantai atas bugis junction lalu berjalan ke belakangnya menuju middle road street dimana lokasi hotel kami berada.

Sempet nyari2 sebent ar akhirnya ketemu juga hotel 81 bugis-nya. Letaknya di sebelah hotel fragrance sederet sama national library singapore yang punya koleksi 1300 buku. ( jauh banget sama koleksi buku dirumah gue yang baru ratusan jumlahnya)

Agak bete pas sampe hotel, ternyata gue dikenain lagi biaya $60 karena yg gue booking di hotel world katanya type standar. Padahal jelas gue informasikan 3 dewasa 1 anak dan tarif yang muncul yg 2,6 gue bayar. ( nggak lagi2 dah pesen disini, mending di traveloka hotel ama nusatrip).

Kamar gue di lantai 3, upgrade type deluxe. Kamarnya sempit tapi petugasnya rajin bersihin kamar tiap pagi ( gue nginep disini 3 day 2 night) lumayanlah kalo cuma buat istirahat tidur setelah seharian jalan2

To be continued trip to singapore part 3

Jumat, 01 Agustus 2014

trip to singapore part 1

Lebaran kali ini ga mudik, budgeting yg terus naik yg jd alesan pokok. Bayangin aja pp medan semarang 3,5jt / orang x 4 blum termasuk sewa mobil, bagi2 angpao plus makan selama mudik. Trus kemana kalau nggak mudik ?

Iseng ngecek tiket murah di traveloka, singapore 500rb sekali jalan. Tergiur tiket murah kami sekeluarga langsung booking ke traveloka. Ini situs lumayan bagus pelayanannya, bs tanya2 ke cs -nya langsung dan pembayaran bs transfer ( pas utk saya yg ga punya kartu kredit)

Pernah ke singapore ? ,jawabannya nggak. Cuma suka merhatiin bule yg backpackeran ke medan. Mereka aja berani nekat jalan2 ke kota yang semrawut masa gue ga brani ke kota yg orang bilang paling maju di asia tenggara :D

So dari stlh booking saya mulai browsing hotel murah. Sebenarnya tadinya mau pesen ke agoda, tapi karena ga punya kartu kredit akhirnya pakai hotel world ( dr pengalaman yg kena cas lagi kayanya mending bsk2 pesen di nusatrip aja)

Pilihan jatuh ke hotel 81 bugis, ini hotel bintang 2 yang per malemnya sejutaan dan pas utk budget saya yg pas2an. Hotel 81 ini sebenernya ada di banyak tempat di singapore tapi sengaja pilih daerah bugis yg di referensiin bloger deket dari mana2 dan wisata belanja serta kulinernya murah. Iya bener murah cuy kalo ga bawa anak yg doyannya cuma Mc D ama KFC :D

Rencana kami di singapore 3 hari 2 malam. Setelah itu nyeberang ke batam dan menginap semalam baru pulang.

To be continue trip to singapore part 2